PALOPO — Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Veteran Palopo mempersiapkan menghadapi era pembelajaran 4.0 dengan cara merancang kurikulum yang berbasis KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia).
Lewat kegiatan bimtek beban kerja dosen, workshop pengisian SISTER, dan penyusunan kurikulum berbasis KKNI, hal ini diramu dengan matang dengan menghadirkan narasumber berkompeten dari salah satu perguruan tinggi terkemuka di Indonesia Timur (UNM Makassar).
Kegiatan inipun mendapat respon dari salah satu narasumber, yakni Dr Herman M.Si, Sekretaris Jurusan Pendidikan Sejarah dan IPS UNM Makassar.
Menurutnya, revolusi industri 4.0 bukan lagi keharusan, tapi wajib. Kegiatan dalam pembelajaran bukan hanya materi tapi berbasis output.
“jadi apa mata kuliah yang diperoleh mahasiswa itu manfaatnya apa. Dan itu bisa digunakan di lapangan,” ujarnya kepada Palopo Pos, Sabtu 22 Februari 2020.
Lanjutnya, hanya saja persoalan sekarang keadaan stakeholder (masyarakat) berbanding terbalik dengan perubahan kurikulum. Makanya, STISIP Veteran Palopo ini berbenah dengan merubah kurikulum mengikuti keadaan sekarang.
“Banyak perombakan akan dilakukan termasuk saya lihat dukungan dari Wali Kota Palopo sangat bagus, dan mungkin ke depan ada mata kuliah di tawarkan pemerintah daerah untuk di adopsi dalam STISIP ini,” sebutnya.
Sambungnya, seperti jika suatu daerah sering terjadi konflik, maka mungkin ada mata kuliah yang khusus menangani hal tersebut, yakni mata kuliah rekonsiliasi konfilk. “Jadi apa yang terjadi di lapangan bisa teratasi,” katanya.
Kedua, mungkin ada mata kuliah corongnya publik ke komunikasi politik, maka dimasukannlah itu, sehingga arahnya ke situ.
“Banyak perubahan sejatinya perlu dilakukan, dan perubahan itu dilakukan maksimal 2 tahun sekali. Karena perubahan situasi kondisi masyarakat pasti cepat, jadi wajar dan bagus sekali adanya workshop, bimtek, dan penyusunan kurikulum ini, dan bisa jadi ini menjadi yang pertama dilakukan di Sulsel,” ungkapnya.
Ditambahkan, Ketua STISIP Veteran Palopo, Dr Ilyas MM MH, kurikulum berbasis KKNI, konsep pendidikan arahnya materi 50 persen, maka pelatihannya atau terapannya juga 50 persen.
“Tidak lagi mahasiswa belajar teori 50 persen tapi juga kepada terapannya,” katanya.
STISIP Veteran Palopo merespon revolusi 4.0, juga merespon kebijakan Menteri Pendidikan dan DIKTI terkait “Kampus Merdeka”.
“Tidak menutup kemungkinan mahasiswa STISIP bisa kuliah di perguruan tinggi lain, tapi syaratnya ada kesaman kurikulum 50 persen yang diwadahi IAPA,” ujarnya.
Pihaknya selepas bimtek dan workshop ini akan merancang kurikulum berbasis KKNI, yang sejalan dengan visi-misi STISIP Veteran Palopo “Perguruan Tinggi Unggul di Indonesia Timur di bidang Administrasi Publik”.
Lanjutnya, workshop ini adalah mungkin juga yang pertama dilakukan di Palopo atau di Indonesia Timur, apalagi dikemas dalam 3 kegiatan. Yakni, bimtek beban kerja dosen, workshop pengisian SISTER, dan penyusunan kurikulum berbasis KKNI. (idr)